Review Film
The Possession of Hannah Grace (2018)
Kali ini saya akan membahas sebuah film bergenre horor yang berjudul "The Possession of Hannah Grace". Jujur saja, saya adalah orang yang penakut. Menurut saya, cerita-cerita yang berbau horor cukup menarik, tetapi saya takut jika menonton film horor.Teman-teman saya suka mengajak saya menonton film horor yang baru saja rilis. Selama saya tidak menonton sendirian, saya tidak masalah dengan genre tersebut. Tapi tetap saja saya sering menutup mata saat menonton.
Oke, saya akan kembali ke topik semula. The Possession of Hannah Grace adalah film karya Diederik van Rooijen yang rilis pada tahun 2018, dan mulai ditayangkan di Indonesia pada tanggal 30 November 2018.
Film ini mengisahkan tentang seorang mantan petugas kepolisian yang bernama Megan Reed. Megan memiliki depresi yang cukup berat karena masalah-masalah yang ia hadapi, yang bahkan menyebabkan ia masuk ke dalam pusat rehabilitasi. Ia pun memutuskan untuk mundur dari kepolisian.
Kemudian, ia ditawarkan untuk bekerja sebagai petugas yang mengurus kamar mayat oleh salah satu temannya. Awalnya, pekerjaan yang Megan lakukan lancar-lancar saja, sampai akhirnya ia kedatangan mayat yang bernama Hannah Grace.
Di awal cerita, Hannah Grace ditunjukkan sebagai seorang remaja yang kerasukan iblis. Saat itu, ayahnya dan seorang pendeta sedang melakukan pengusiran iblis terhadap dirinya, dengan harapan bahwa tubuh Hannah dapat bebas dari iblis tersebut. Sayangnya, proses pengusiran iblis tersebut gagal, bahkan sang pendeta pun meregang nyawa. Sebelum iblis tersebut sempat menyerang ayahnya, ia pun terpaksa membunuh putrinya.
Semenjak kedatangan mayat Hannah Grace, ada begitu banyak kejadian aneh yang muncul, yang mulai mengganggu aktivitas Megan selama berada di fasilitas kamar mayat tersebut. Sampai pada akhirnya, Megan menyadari bahwa yang ia hadapi bukanlah hal biasa, namun roh jahat yang tinggal di dalam tubuh Hannah Grace.
Walaupun genrenya horor, adegan ketika sang ayah terpaksa membunuh Hannah membuat saya merasa sedih. Di awal cerita, ia benar-benar berharap iblis itu akan pergi dari tubuh Hannah dan membebaskan jiwanya. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya ia memilih 'membebaskan' jiwa anaknya dengan cara membunuhnya, agar anaknya tidak menderita lagi.
Terlepas dari hal itu, menurut saya, yang pada dasarnya penakut, film ini mampu membuat bulu kuduk merinding. Usaha Megan menghadapi roh jahat tersebut cukup menegangkan bagi saya. Walaupun sudah lama semenjak saya menonton film ini, saya masih dapat mengingat adegan-adegan seru yang ada dalam film ini.
Comments
Post a Comment